Usia 5 tahun pertama adalah usia yang sangat menentukan bagi seorang anak. Usia ini biasa disebut dengan Golden Age atau usia emas. Mengapa disebut Usia Emas?hal ini dikarenakan pada usia itu aspek kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak berkembang secara pesat. Nah untuk itu diperlukan stumulasi-stimulasi yang mampu mengoptimalkan seluruh aspek tersebut agar seorang anak kelak juga mampu menjadi pribadi yang matang sehingga kelak mampu menjadi pribadi yang matang, bertanggung jawab, mampu menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya.
Salah satu cara mengoptimalkan kemampuan kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak adalah dengan menstimulasi nya, salah satu alat ataupun sarana menstimulasinya adalah dengan mainan ataupun permainan.
Pada dasarnya mainan mempunyai manfaat antara lain:
Untuk mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak.
Memenuhi kebutuhan emosi anak
Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan bahasa anak.
Serta membantu proses sosialisasi anak.
Selain itu dalam memilih mainan paling tidak ada 2 hal yang perlu diperhatikan (Fawzia aswin dosen UI):
+Mainan yang baik itu punya manfaat tertentu sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak
+Mampu membuat anak asyik dan aktif bermain yang meliputi, barangnya awet, aman (tidak mengelurkan suara yang keras dan tidak ada bagian yang mudah tertelan atau terhisap, tidak tajam, tidak menjepit, tidak menimbulkan api dan tidak beracun).
+Memilih mainan buat si kecil ternyata gampang-gampang susah, apalagi yang beredar di pasaran jenisnya macam-macam. Untuk itu diperlukan sikap hati hati dan bijaksana. Pertanyaannya kemudian jenis mainan macam apa yang cocok untuk usia tertentu??
Untuk memilih mainan yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak, bisa dibagi menjadi 3:
1. Mainan untuk tahap sensorik motorik (0-2 th)
Pada tahap ini anak sudah bisa menikmati gerakan demi gerakan, dalam taraf belajar menguasai dan mengkoordinasikan ketrampilan motorik halus dan motorik kasar. Dalam bermain anak mulai mempraktekan dan mengendalikan gerakanya serta menggali pengalaman dengan penglihatan, suara, sentuhan (tahap bermain penguasaan/mastery play).
Jadi sejak usia 2-3 bulan ketika anak sudah mulai bisa diajak berkomunikasi atau bereaksi terhadap keadaan sekitarnya (ex:gerakan tangan atau permainan mimic sang ibu)maka anak sudah bisa diberi mainan.
#Pada tahap ini mainan sebaiknya yang tahan banting, tidak mudah tertelan, mengandung unsur warna tapi tidak beracun, bisa di gigit-gigit, di banting, di putar2x atau di pukul2x.
>Mainan yang bisa mengembangkan sensorik, merangsang gerakan dan konsentrasi mata serta belajar menggapai dan mengenalkan warna ex: mainan yang digantung di boks dengan berbagai warna.
>Mainan yang bisa membantu perkembangan motorik halus dan kasar, mainan yang bisa membuat anak menggerakkan seluruh anggota badan., ex:motorik halus=bola, kantong berisi biji-bijian, kardus dengan berbagai ukuran etc, motorik halus=lilin (was), air, pasir, pazel sederhana.
Selepas ini perkembangan anak tidak berhenti sampai disini, maka perlu diperkaya lagi sesuai dengan perkembangan kemapuan motoriknya tersebut misalnya dengan sepeda roda tiga, menyusun manik etc.
2. Mainan tahap pra operasional (2-7th)
Pada tahap ini anak sudah menggunakan symbol dan bermain mempelajari bahasa dan belajar membuat sesuatu, ex: Anak usia 3th,lebih suka bermain dalam kelompok kecil dan mempelajari kehidupan dengan permainan berpura-pura (make belive play) anak juga mulai dapat mengucapkan kalimat sederhana tentang sesuatu yang dilihatnya dalam gambar dan bertanya jawab oleh karena itu diperlukan orang tua yang mau bercerita pada anak soal apa saja yang di lihat di dengar bahkan yang dirusaknya. Selain itu pada tahap ini anak mulai mempraktekan beberapa ketrampilan barunya seperti menamai, mencocokan, menebak, atau membandingkan.
Anak juga menyukai aktifitas fisik, bergerak kesana-kemari untuk mengembangkan motorik kasar dan halus seperti belajar masuk, keluar, naik turun.
Anak mulai memerlukan neteri kreatif maka diperlukannya alat-alat bermain yang bersifat edukatif (APE, contoh:
+Untuk mengenalkan pada alam bisa dengan: kaca pembesar, air, pasir, tempat makan burung, berbagai daun dan bunga dan mainan yang berasal dari alam.
+Untuk mengenal penjumlahan bisa dengan: papan dengan kartu nomor, wadah dengan berbagai bentuk dan ukuran, benda-benda kecil untuk di hitung, atau kertas/gambar bertuliskan angka.
+Untuk mengenalkan panca indera bisa dengan : mainan yang berbau, bisa dicium, bisa juga dari makanan yang memiliki aneka rasa(manis, asam , asin), kotak berlubang untuk meraba benda di dalamnya.
3. Mainan untuk tahap operasional (7tn > )
Pada tahap ini diperlukan mainan yang yang menumbuhkan atau mengembangkan kretifitas dan sosiali anak, untuk itu bisa diberikan mainan yang sifatnya manipulatif seperti : mainan seni : lilin (was), kertas yang disertai lem (kolase=menempel), cat air, cat tangan etc, Seni musik : instrument musik bikinan sendiri, mengenal bentuk dan ukuran: kubus, kerucut, tabung, binatang, orang-orangan, rumah besrta perabotnya. Mengenalkan kendaraan: kereta dari kulit jeruk etc
Agar kreatifitas anak tumbuh dan berkembang harus pula diciptakan pola bermain dalam satu kesatuan dengan keluarga yaitu bisa dengan mengajak anak2x secara bersama-samaa bermain yang melibatkan proses kreatif (ex membuat kue, berkebun etc). Mainan yang melatih proses bersosialisasi seperti dakon (congklak), lempatan, kelereng, bentik.
PENTINGNYA PERAN ORANG TUA
Peran mainan dalam perkembangan anak sebenarnya cuma sebagai alat bantu bukan sebagai pengganti peran orang tua. Di satu pihak mainan itu penting bagi si anak tapi di lain pihak mainan bukan segala-galanya buar anak (kak seto).
Jadi dalam bermain sebetulnya anak tetap memerlukan pendamping namun keterlibatan orang tua secara berlebihan juga kurang baik sebab tujuan memberikan mainan malah tidak tercapai.
# Yang namanya alat bermain tidak harus mainan, bahkan buku pun bisa dijadikan sebagai alat bermain missal di susun2x menjadi terowongan. Setelah anak senang maka citra buku akan jadi positif sehingga mulailah anak lihat gambarnya lalu ortu membacakannya sehingga lama-lama I kecil akan senang membaca.
# Mainan untuk balita tidak terlalu memperhatikan gender karena seiring dengan perkembangan secara alamiah akan tau sendiri.
# Mainan yang berteknologi canggih yang harganya mahalpun tidak tidak perlu terlalu dicurigai seperti mainan video game dll, juga punya sisi baik yaitu melatih koordinasi otot mata dan tangan , pemecahan masalah (strategi) karena didalamnya bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak, maksutnya anak di tuntutmengatur strategi untuk menyelesaikan permaian dengan baik, walaupun mainan ini sangat kurang dalam sisis soaial atao kurang melatih anak untuk bersosialisasi.
# Ada baiknya ortu juga berkompromi dengan anak dalam memilih mainan yang di berikan benar-benar bisa dipakai bermain dan bermanfaat dan dijelaskan pada anak mengapa mainan yang diminta naka tidak diberikan sehingga anak diajak bernalar.
(disadur dari blog sebelah)
Salah satu cara mengoptimalkan kemampuan kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak adalah dengan menstimulasi nya, salah satu alat ataupun sarana menstimulasinya adalah dengan mainan ataupun permainan.
Pada dasarnya mainan mempunyai manfaat antara lain:
Untuk mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak.
Memenuhi kebutuhan emosi anak
Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan bahasa anak.
Serta membantu proses sosialisasi anak.
Selain itu dalam memilih mainan paling tidak ada 2 hal yang perlu diperhatikan (Fawzia aswin dosen UI):
+Mainan yang baik itu punya manfaat tertentu sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak
+Mampu membuat anak asyik dan aktif bermain yang meliputi, barangnya awet, aman (tidak mengelurkan suara yang keras dan tidak ada bagian yang mudah tertelan atau terhisap, tidak tajam, tidak menjepit, tidak menimbulkan api dan tidak beracun).
+Memilih mainan buat si kecil ternyata gampang-gampang susah, apalagi yang beredar di pasaran jenisnya macam-macam. Untuk itu diperlukan sikap hati hati dan bijaksana. Pertanyaannya kemudian jenis mainan macam apa yang cocok untuk usia tertentu??
Untuk memilih mainan yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak, bisa dibagi menjadi 3:
1. Mainan untuk tahap sensorik motorik (0-2 th)
Pada tahap ini anak sudah bisa menikmati gerakan demi gerakan, dalam taraf belajar menguasai dan mengkoordinasikan ketrampilan motorik halus dan motorik kasar. Dalam bermain anak mulai mempraktekan dan mengendalikan gerakanya serta menggali pengalaman dengan penglihatan, suara, sentuhan (tahap bermain penguasaan/mastery play).
Jadi sejak usia 2-3 bulan ketika anak sudah mulai bisa diajak berkomunikasi atau bereaksi terhadap keadaan sekitarnya (ex:gerakan tangan atau permainan mimic sang ibu)maka anak sudah bisa diberi mainan.
#Pada tahap ini mainan sebaiknya yang tahan banting, tidak mudah tertelan, mengandung unsur warna tapi tidak beracun, bisa di gigit-gigit, di banting, di putar2x atau di pukul2x.
>Mainan yang bisa mengembangkan sensorik, merangsang gerakan dan konsentrasi mata serta belajar menggapai dan mengenalkan warna ex: mainan yang digantung di boks dengan berbagai warna.
>Mainan yang bisa membantu perkembangan motorik halus dan kasar, mainan yang bisa membuat anak menggerakkan seluruh anggota badan., ex:motorik halus=bola, kantong berisi biji-bijian, kardus dengan berbagai ukuran etc, motorik halus=lilin (was), air, pasir, pazel sederhana.
Selepas ini perkembangan anak tidak berhenti sampai disini, maka perlu diperkaya lagi sesuai dengan perkembangan kemapuan motoriknya tersebut misalnya dengan sepeda roda tiga, menyusun manik etc.
2. Mainan tahap pra operasional (2-7th)
Pada tahap ini anak sudah menggunakan symbol dan bermain mempelajari bahasa dan belajar membuat sesuatu, ex: Anak usia 3th,lebih suka bermain dalam kelompok kecil dan mempelajari kehidupan dengan permainan berpura-pura (make belive play) anak juga mulai dapat mengucapkan kalimat sederhana tentang sesuatu yang dilihatnya dalam gambar dan bertanya jawab oleh karena itu diperlukan orang tua yang mau bercerita pada anak soal apa saja yang di lihat di dengar bahkan yang dirusaknya. Selain itu pada tahap ini anak mulai mempraktekan beberapa ketrampilan barunya seperti menamai, mencocokan, menebak, atau membandingkan.
Anak juga menyukai aktifitas fisik, bergerak kesana-kemari untuk mengembangkan motorik kasar dan halus seperti belajar masuk, keluar, naik turun.
Anak mulai memerlukan neteri kreatif maka diperlukannya alat-alat bermain yang bersifat edukatif (APE, contoh:
+Untuk mengenalkan pada alam bisa dengan: kaca pembesar, air, pasir, tempat makan burung, berbagai daun dan bunga dan mainan yang berasal dari alam.
+Untuk mengenal penjumlahan bisa dengan: papan dengan kartu nomor, wadah dengan berbagai bentuk dan ukuran, benda-benda kecil untuk di hitung, atau kertas/gambar bertuliskan angka.
+Untuk mengenalkan panca indera bisa dengan : mainan yang berbau, bisa dicium, bisa juga dari makanan yang memiliki aneka rasa(manis, asam , asin), kotak berlubang untuk meraba benda di dalamnya.
3. Mainan untuk tahap operasional (7tn > )
Pada tahap ini diperlukan mainan yang yang menumbuhkan atau mengembangkan kretifitas dan sosiali anak, untuk itu bisa diberikan mainan yang sifatnya manipulatif seperti : mainan seni : lilin (was), kertas yang disertai lem (kolase=menempel), cat air, cat tangan etc, Seni musik : instrument musik bikinan sendiri, mengenal bentuk dan ukuran: kubus, kerucut, tabung, binatang, orang-orangan, rumah besrta perabotnya. Mengenalkan kendaraan: kereta dari kulit jeruk etc
Agar kreatifitas anak tumbuh dan berkembang harus pula diciptakan pola bermain dalam satu kesatuan dengan keluarga yaitu bisa dengan mengajak anak2x secara bersama-samaa bermain yang melibatkan proses kreatif (ex membuat kue, berkebun etc). Mainan yang melatih proses bersosialisasi seperti dakon (congklak), lempatan, kelereng, bentik.
PENTINGNYA PERAN ORANG TUA
Peran mainan dalam perkembangan anak sebenarnya cuma sebagai alat bantu bukan sebagai pengganti peran orang tua. Di satu pihak mainan itu penting bagi si anak tapi di lain pihak mainan bukan segala-galanya buar anak (kak seto).
Jadi dalam bermain sebetulnya anak tetap memerlukan pendamping namun keterlibatan orang tua secara berlebihan juga kurang baik sebab tujuan memberikan mainan malah tidak tercapai.
# Yang namanya alat bermain tidak harus mainan, bahkan buku pun bisa dijadikan sebagai alat bermain missal di susun2x menjadi terowongan. Setelah anak senang maka citra buku akan jadi positif sehingga mulailah anak lihat gambarnya lalu ortu membacakannya sehingga lama-lama I kecil akan senang membaca.
# Mainan untuk balita tidak terlalu memperhatikan gender karena seiring dengan perkembangan secara alamiah akan tau sendiri.
# Mainan yang berteknologi canggih yang harganya mahalpun tidak tidak perlu terlalu dicurigai seperti mainan video game dll, juga punya sisi baik yaitu melatih koordinasi otot mata dan tangan , pemecahan masalah (strategi) karena didalamnya bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak, maksutnya anak di tuntutmengatur strategi untuk menyelesaikan permaian dengan baik, walaupun mainan ini sangat kurang dalam sisis soaial atao kurang melatih anak untuk bersosialisasi.
# Ada baiknya ortu juga berkompromi dengan anak dalam memilih mainan yang di berikan benar-benar bisa dipakai bermain dan bermanfaat dan dijelaskan pada anak mengapa mainan yang diminta naka tidak diberikan sehingga anak diajak bernalar.
(disadur dari blog sebelah)
No comments:
Post a Comment