Apa yang dapat kita lakukan? Pertama-tama tentulah mencari sebab-musabab kenapa si kecil sampai dijauhi atau ditolak oleh teman-temannya. Selanjutnya upayakan hal-hal berikut:
Kembangkan Komunikasi Dua Arah
Beri kesempatan pada anak untuk menyatakan pendapatnya, mengungkapkan perasaan maupun keinginan-keinginannya. Jadi, anak merasa dihargai. Dengan demikian anak pun belajar menghargai orang lain.
Peka & Tanggap
Jadilah orang tua yang peka dan tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan anak. Anak-anak yang kurang perhatian cenderung membuat ulah untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Hal ini lantaran orang tua umumnya lebih menaruh perhatian kala anak berbuat "nakal" ketimbang saat ia berbuat baik. Jadi, meski harus dimarahi, anak tak peduli. Yang penting ia dapat perhatian.
Beri Bimbingan
Jangan berpikir bahwa si kecil kelak akan sanggup "menguasai" sikap agresifnya setelah ia dewasa. Jika anak dibiarkan, ia tak akan mengasosiasikan perilaku agresifnya dengan penolakan teman yang dialaminya. Akibatnya, ia tak akan berusaha mengurangi agresifitasnya. Jadi, tegurlah ia sesegera mungkin dan beri tahu bagaimana ia seharusnya bertingkah laku.
Ajarkan Berbagi
Misalnya orang tua punya kue dan si anak sedang bermain dengan temannya, beri si kecil kue itu dan mintalah ia membaginya pada sang teman. Jangan orang tua hanya memberi pada si kecil, karena nanti ia akan berpikir, "Oh, kue itu cuma buat aku. Jadi, aku enggak perlu berbagi dengan teman." Begitu pula saat ia punya mainan baru, mintalah agar ia mengajak temannya bermain bersama.
Biarkan Anak Bergaul
Bagi orang tua yang terlalu melindungi, sebaiknya sedikit demi sedikit mulai melepaskan anak masuk ke lingkungan sosialnya. Biarkan ia bermain sama teman-temannya. Saat si anak bermain, orang tua tak usah ikut campur atau terlibat dalam permainan itu. Cukup memantaunya dari kejauhan. "Berilah kepercayaan pada anak untuk berkembang, bergaul dengan orang lain," ujar Evi.
Jangan Ajari Pilih Teman
Memang tak ada orang tua yang ingin anaknya "salah-gaul". Tapi menentukan mana teman yang layak dan tidak untuk si anak, bukan tindakan bijaksana. Justru dengan si kecil mengenal berbagai karakter orang, wawasan anak akan menjadi kaya. Yang perlu dilakukan orang tua ialah mengajari anak bagaimana bersikap terhadap masing-masing karakter. Ini akan membantunya dalam beradaptasi.
Bantu Si Pemalu
Ajari anak keterampilan-keterampilan yang ia perlukan untuk berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, bagaimana menyapa teman, memulai suatu pembicaraan, mengajak teman bermain, cara meminta bantuan, melatih berbagi, dan sebagainya. Sering-seringlah mengajak si pemalu masuk ke lingkungan baru, membawanya kala orang tua berkunjung ke rumah teman/relasi, mengajaknya menginap di rumah kerabat yang memiliki anak sebayanya, dan sebagainya.
Libatkan Teman
Mengundang si teman main ke rumah bisa membantu anak yang pemalu. Karena biasanya anak pemalu dijauhi bukan karena sang teman tak menyukainya, tapi karena sifat pemalu si anak menghambat sang teman untuk berinteraksi dengannya. Bisa pula orang tua "memanfaatkan" si teman untuk menanyainya, mengapa ia (juga teman lainnya) tak mau bermain dengan si anak. Orang tua pun jadi tahu, apa persepsi mereka terhadap anaknya. Ini akan membantu orang tua dalam upayanya mendorong si anak untuk memiliki penyesuaian sosial yang baik.
Tumbuhkan Motivasi
Dukung anak agar anak termotivasi untuk belajar melakukan penyesuaian sosial yang baik. Misalnya dengan mengajari si anak sayang pada hewan piaraan, memberikan buku-buku cerita tentang arti pertemanan, seperti kisah pertemanan kancil dan kerbau, dan sebagainya.
Beri Reward & Punishment
Ketika anak melakukan suatu tingkah laku sosial ke temannya, berilah pujian. "Nah, begitu, dong. Bagus." Sebaliknya kalau ia bertingkah laku yang tak baik seperti memukul, pelit, meledek, dan sebagainya, tegurlah sesegera mungkin. Dengan begitu si anak jadi tahu mana tingkah laku yang diterima dan mana yang ditolak. "Reward dan punishment akan membantu si anak mengembangkan perilaku yang baik agar ia bisa diterima lingkungannya," tutur Evi.
Kerja Sama Dengan Guru
Guru bisa dimintai bantuan untuk mengajari anak berperilaku sosial yang baik. Misalnya, dengan melakukan permainan kelompok. Bisa juga dengan meminta tolong si anak mengambilkan/membawakan sesuatu yang diperlukan guru, dan sesudahnya guru memberi reward. Misalnya, "Terimakasih. Ibu guru senang sekali kamu mau membantu."
Jadi Model
Ingat, lo, anak belajar dari peniruan. Jangan sampai si kecil dijauhi teman-temannya gara-gara orang tuanya tak pernah menunjukkan bagaimana bertingkah laku sosial yang baik. Kita juga yang malu, kan!
Sumber : tabloid-nakita.com
No comments:
Post a Comment