Apakah pembaca parenting islami di sini termasuk yang menyukai atau membenci kegiatan anak mengacak rumah? Apakah pembaca tahu bahwa anak belajar dengan cara mengeksplorasi semua benda yang ada di sekitarnya dan benda yang terdekat ada di dalam rumah. Dinding, kasur,piring, gelas, sendok, garpu, pisau, kompor, kran air, tanah, kasur, bantal, dan sebagainya. Itu adalah media belajar anak.
Mereka mengeksplorasinya yang disisi lain mungkin kita mengatakan mereka mengacak-ngacaknya.
Kita semua punya harapan untuk mempunyai anak yang cerdas dan pintar. Anak yang cerdas dan pintar adalah anak yang banyak belajar. Jadi, seharusnya kita senang apabila anak mengeksplorasi isi rumah kita (mengacak rumah). Seharusnya kita juga bersyukur bila mempunyai anak yang aktif. Dengan alur berpikir ini, berarti tidak seharusnya kita marah bila anak mengacak rumah. Apabila kita memang tidak mau rumah kita diacak-acak, kita harus menyediakan sesuatu untuk diacak oleh anak-anak kita. Atau jika tidak ada waktu untuk menyediakan, ikhlaskan saja barang-barang rumah demi pendidikan anak. Jika ada barang yang memang tidak boleh dipegang anak, sebaiknya disembunyikan di tempat tidak dapat dijamah oleh anak.
Di sisi yang lain, kita juga harus mengajarkan kerapihan, kebersihan, keteraturan pada anak-anak. Bagaimana caranya? Ketika mengacak makanan, atau tanah atau apapun, baiknya kita temani anak sambil menanamkan nilai-nilai tersebut. Misalnya : “Wah, adik lagi apa? Bikin kue dari tanah ya. Umi ikut ya. Tapi kan tanah kotor, jadi kita main tanah di halaman aja. Trus supaya rumah kita indah dan bersih, setelah main tanah kita cuci tangan dulu di keran air halaman depan.” Jadi, dalam keadaan bermain yang menyenangkan, kita bisa menjalin kedekatan sambil menanamkan berbagai macam nilai. Dalam keadaan senang, anak lebih mudah menerima apa yang kita sampaikan. Tips ini bisa flexible untuk semua kegiatan mengacak di rumah. Semoga mempunyai anak yang lebih cerdas.
Ummu Haidar
http://parentingislami.wordpress.com
No comments:
Post a Comment