IQ Anak Ber-ASI Lebih Tinggi
Entin Supriati, Kontributor INILAH.COM
Manfaat dan nilai-nilai kebaikan ASI tidak terbantahkan dan tak akan pernah bisa digantikan susu formula sehebat dan semahal apapun. Penelitian yang dilakukan sejauh ini selalu menguatkan kedigdayaan cairan alami itu. Termasuk dari Kanada dan Belarusia yang menyimpulkan anak-anak ber-ASI mempunyai skor kecerdasan lebih tinggi. Sekitar setengah dari 14.000 bayi yang secara acak dijadikan responden penelitian ini mendapat ASI eklusif dari ibunya atas anjuran dari rumah sakit dan klinik Belarusia. Setengahnya lagi adalah ibu-ibu yang memberikan ASI tanpa dianjurkan oleh pihak manapun.
Ibu-ibu yang mendapat anjuran agar menyusui bayinya, rata-rata bertahan lebih lama daripada orangtua yang tidak disarankan. Mereka rata-rata menyerah, memberikan susu formula dengan berbagai alasan.
Pada tiga bulan pertama, 73% ibu-ibu yang dianjurkan memberikan ASI masih bertahan dibandingkan dengan 60% ibu-ibu yang tidak mendapat anjuran.
Pada bulan ke-6, angkanya menjadi 50% berbanding 36%. Perkembangan anak-anak itu dimonitor terus selama 6,5 tahun.
Anak-anak yang berada pada kelompok ASI mencatat skor IQ lima persen lebih tinggi dan lebih baik dari segi akademik. Hasil ini membawa debat antarpeneliti, apakah karena pengaruh ASI atau karena memiliki ibu yang lebih perhatian?
Desain penelitian kemudian disesuaikan. Satu pihak memasukkan karakteristis ibu, satunya lagi tidak. "Ibu yang memberikan ASI lebih lama atau eksklusif terbukti berbeda dengan ibu-ibu yang memutuskan untuk tidak menyusui," kata Dr Michael Kramer dari McGill University Montreal yang memimpin penelitian itu.
"Ibu-ibu itu lebih cerdas. Mereka menanamkan investasi kecerdasan kepada bayinya, berinteraksi lebih dekat dan tergolong ibu yang baik dalam arti menyisihkan waktu lebih banyak untuk membacakan buku dan bermain bersama," tulis Dr Kramer seperti tercantum dalam jurnal Archieves of General Psychiatry.
Tingkat kecerdasan anak dari dua kelompok itu dilakukan dengan uji IQ yang dilakukan dokter dan peringkat yang diberikan guru di sekolah, berdasarkan kemampuan membaca, menulis, matematika, dan pelajaran lainnya.
Studi ini mulai dilakukan pertengahan 1990-an, awalnya dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada. Namun pada saat itu rumah sakit di kedua tengah gencar mempromosikan pemberian ASI. Sehingga lokasi pengamatan pindah ke Belarusia.
Kenapa anak ber-ASI lebih cerdas? Menurut Dr Kramer, penyebabnya masih belum jelas. Mungkin saja karena bayi lebih lama berinteraksi dengan ibunya, mengajak bicara dan membelainya. Mungkin karena faktor emosi, fisik atau ada hal lain yang diserap bayi, seperti hormon dari ibu.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bayi yang disusui ibunya mempunyai kesehatan lebih baik, mempunyai sedikit masalah dengan telinga, perut, infeksi pencernaan, alergi dan penyakit kulit serta mempunyai risiko rendah terhadap tekanan darah tinggi, diabetes, dan kegemukan.
Persatuan Dokter Anak Dunia menyarankan ibu yang tidak mempunyai masalah kesehatan menyusui bayinya paling tidak enam bulan pertama. Dilanjutkan sampai usia setahun hingga kemudian makanan lain diperkenalkan.
No comments:
Post a Comment