Lutein, Nutrisi Pelindung Mata
Lutein tergolong karetenoid, bersama dengan zeaxanthin termasuk kelas xantophil. Dari penelitian yang dilakukan oleh Landrum, keduanya diketahui, merupakan satu-satunya karetenoid yang terdapat di dalam jaringan tubuh manusia, yakni di mata. Konsentrasi lutein dan zeaxanthin terbanyak terdapat di makula. Sedangkan Yeum dkk menemukan bahwa keduanya juga terdapat di dalam lensa, meski dalam jumlah yang lebih sedikit. Kemudian, Krinsky menyimpulkan bahwa lutein dan zeaxanthin berperan penting pada kesehatan mata, yakni sebagai antioksidan dan pelindung dari energi sinar biru.
Serangkaian penelitian telah dilakukan untuk membuktikan simpulan itu, diantaranya penelitian terhadap primata yang memiliki makula mirip manusia. Setelah diberi paparan laser sinar biru (476 nm), retina primata yang kurang mendapat lutein dan zeaxanthin mengalami kerusakan lebih berat. Kemudian, mereka diberi suplemen lutein dan zeaxanthin selama 22-28 minggu yang memberikan hasil ternyata kerusakan yang timbul lebih kecil dibandingkan sebelum mendapat suplemen.2 Lutein tidak hanya baik untuk bayi dan anak-anak, tetapi juga memberikan manfaat bagi orang dewasa dengan penyakit mata.
Sumber Lutein
Tubuh kita tidak dapat membentuk lutein sehingga lutein diperoleh dari sayuran, buah-buahan, suplemen, dan ASI. Lutein terutama banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau tua misalnya bayam dan hanya sedikit pada wortel. Sayangnya, sayuran bukanlah makanan favorit bagi sebagian besar bayi dan anak-anak.
Di Amerika Serikat, hanya 10% anak berusia 4 bulan sampai 2 tahun yang makan sayuran hijau minimal sekali sehari. Di Inggris, sebanyak 40% anak usia 2 hingga 6 tahun yang mengonsumsi sayuran kurang dari sekali sehari, sementara lebih dari 30% dari mereka yang makan buah tidak setiap hari. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memerkirakan kombinasi konsumsi buah dan sayuran anak-anak usia dibawah 5 tahun di Eropa berkisar 133gr/hari hingga 263gr/hari. Angka ini jauh dari rekomendasi WHO untuk konsumsi buah dan sayuran untuk anak-anak yakni sekitar 400 gr atau 5 kali setiap hari.
Lutein tentu saja terdapat dalam ASI. Namun, sebuah penelitian yang melibatkan 471 wanita di sembilan kota di seluruh dunia, menunjukkan beragamnya jumlah kandungan lutein dan zeaxanthin dalam ASI dan sangat tergantung dari konsumsi buah-buahan dan sayuran selama kehamilan. Bayi yang tidak mendapat ASI dan mengonsumsi susu formula ternyata tidak mendapatkan sumber lutein yang baik karena susu formula tidak mengandung lutein.
Suplementasi lutein, dapat menjadi salah satu jalan keluar. Penambahan lutein ke dalam makanan ataupun susu formula akan membantu pemenuhan kebutuhan akan lutein. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lutein dalam bentuk kristal murni, aman digunakan sebagai suplemen makanan.
Saat ini, telah ada susu formula yang telah diperkaya dengan lutein, bahkan dengan jumlah yang mendekati kandungan dalam ASI. Penambahan lutein dalam susu formula ini merupakan terobosan yang dilakukan oleh Wyeth, produsen susu formula anak terkemuka. Diharapkan, kebutuhan bayi dan anak-anak terhadap lutein akan tercukupi, sehingga dapat melindungi mata si kecil dari kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru.
Sumber : anakku.net
No comments:
Post a Comment