Bukan hanya di Cina, di Taiwan pun, seperti dilansir Reuters, 3 anak balita dan seorang wanita sudah jadi korban dan positif menderita batu-ginjal. Sedangkan satu bocah lagi, 2 tahun, sudah menunjukkan gejala penyakit ginjal. Lalu di Hong Kong, 5 anak dilaporkan juga memperlihatkan tanda-tanda penyakit ginjal. Semua sesudah minum susu buatan Cina.
Di Cina sendiri, tercatat 6.244 bayi positif menderita batu ginjal, 4 bayi lagi bahkan telah meninggal dunia. Sementara itu, 39.965 bayi tengah berada dalam tahap penyembuhan beragam. Ada yang masih dirawat di rumah sakit, ada yang berada dalam kondisi kritis, tapi ada juga yang sudah boleh pulang. Mirisnya lagi, pasien-pasien cilik ini sebagian besar (81,9%) berusia kurang dari 2 tahun. Berdasarkan data epidemiologi Departemen Kesehatan Cina, anak-anak ini sakit setelah mengonsumsi susu bubuk formula produksi Sanlu Co. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Shijiangzhuang Sanlu Co., adalah salah satu dari 22 pabrik di seluruh Cina, yang susu formula produksinya positif mengandung melamin.
Berdasarkan hasil analisis laboratorium AQSIQ (Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine), Cina, kandungan melamin yang ditemukan dalam susu formula buatan ke-22 pabrik ini berkisar antara 0,09 mg/kg hingga 619 mg/kg susu. Tapi, melamin dalam susu formula produksi Sanlu Co. Mencapai 2.563 mg/kg! AQSIQ melaporkan, melamin juga positif ditemukan dalam susu cair yang diproduksi Mengniu Dairy Group Co., Yili Industrial Co. dan Bright Dairy yang berkantor pusat di Shanghai.
Ribut-ribut susu asal Cina mengandung melamin ini jelas mencemaskan seluruh dunia. Maklum, selama ini berbagai produk asal Cina � termasuk susu � mengalir deras ke berbagai negara. Sebagai produsen, Cina terkenal sebagai penghasil beragam produk yang harganya amat bersaing. Siapa nyana kalau untuk memperoleh predikat itu mereka kerap menghalalkan banyak cara. Setelah tersandung kasus mainan mengandung timbal, bahan baku pakan ternak peliharaan (pet food) terkontaminasi melamin, kini bahkan susu pun ikut digelontor melamin.
Mengoplos melamin ke dalam susu merupakan praktek pemalsuan susu. Produsen menambahkan air ke dalam susu mentah agar susu menjadi banyak. Setelah menjadi lebih encer, tentu saja konsentrasi protein larutan akan turun.
Nah, agar kadar proteinnya tetap tinggi, ditambahkanlah melamin. Perusahaan-perusahaan pengguna bahan baku susu biasanya mengecek kadar protein susu dengan melakukan pengujian kadar nitrogen. Karena melamin adalah senyawa yang kaya akan nitrogen (66% melamin adalah nitrogen), penambahan melamin ke dalam susu mentah akan meningkatkan kadar nitrogennya, hingga seolah kadar proteinnya juga tinggi.
Menurut Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat, asupan harian melamin yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) tubuh adalah 0,63 mg/kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset standar lebih tinggi lagi, yaitu 0,5 mg/kg berat badan.
Jadi, dengan kadar melamin dalam susu yang ditemukan berkisar antara 0,09 mg/kg susu hingga 619 mg/kg susu, bila konsumsi per kg berat badan bayi sekitar 140 g per hari, itu artinya bayi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg/kg berat badan. Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi melamin hingga 2.563 mg/kg susu, berarti asupan melaminnya akan mencapai 358,8 mg/kg berat badan. Jauh melebihi batas toleransi!
Untuk itu, sekarang lebih berhati-hatilah bila mengonsumsi susu dan produk-produk terusannya yang juga berbahan baku susu, seperti es krim, permen, biskuit, yoghurt, dll. Sesuai anjuran Badan POM, sementara ini janganlah mengkonsumsi susu atau produk yang mengandung susu asal Cina yang sudah dilarang pendistribusiannya di dalam negeri. Apalagi bila produk itu tidak terdaftar atau ilegal alias tidak punya nomor registrasi ML (sejumlah produk beregistrasi ML pun ada yang dilarang dan ditarik dari peredaran). Lihat di http://depkes.go.id
Sebagai alternatif, disarankan membeli produk susu dalam negeri berkode MD. Sejauh ini, para produsen dalam negeri mengklaim produk-produknya aman dikonsumsi karena tidak menggunakan bahan baku susu dari Cina. Mereka menggunakan susu dalam negeri, atau kalaupun menggunakan susu impor, mereka mengimpor susu dari Australia dan Selandia Baru. Jadi, tak usah panik, namun tetaplah berhati-hati dan teliti sebelum membeli. (VIN)
Bila menemukan susu atau produk yang mengandung susu asal Cina, segera layangkan pengaduan ke:
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM RI
Telp. (021) 4263333, (021) 321 99 000
sms ke No. Hp 081510303005
email ulpk@pom.go.id.
No comments:
Post a Comment