Pada umumnya, anak yang berusia 9-12 tahun akan mengalami pubertas. Pada diri anak tersebut akan terjadi beberapa perubahan baik secara fisik maupun biologis. Misalnya, anak perempuan masa pubertas biasanya diawali oleh terjadinya menstruasi. Sedangkan pada anak laki-laki biasanya dimulai dengan 'mimpi basah. Secara fisik, bagian dada (payudara) pada anak perempuan akan tampak membesar dan pada anak laki-laki biasanya diawali oleh adanya perubahan suara yang menjadi berat atau tumbuhnya bulu-bulu di sekitar wajah (kumis, janggut).
Pada masa ini, biasanya anak akan memperlihatkan perilaku yang tidak biasanya. Ada perilaku positif yang mungkin muncul karena pengaruh masa puber ini, yaitu anak akan semakin mahir dalam mengatur waktu untuk belajar dan beraktivitas. Dalam mengambil keputusan, ia akan semakin mampu dan baik. Sedangkan sisi negatif dari hadirnya masa puber ini, biasanya anak cenderung lebih sensitif. Ia akan mudah tersinggung, egois, dan bahkan menentang. Menyikapi sikap negatif seperti itu, orangtua bijak tentu tidak akan balik menyerang. Sebab, tindakan balik menyerang tersebut hanya akan menambah keruh situasi.
Ada beberapa sikap yang perlu orangtua lakukan lebih intensif ketika menghadapi anak usia ini. Yaitu, jadilah orangtua sebagai sahabat anak. Hal ini penting, supaya anak dengan bebas dapat mencurahkan apa yang dirasakan olehnya. Ia tidak akan mencari sahabat lain di luar rumah yang seringkali nilai positifnya banyak diragukan.
Berikanlah pemahaman kepada anak tentang tanggung jawab orang yang telah memasuki masa puber. Misalnya, bagaimana merawat dan menjaga kebersihan tubuh, memberitahukan kepada anak bahwa perempuan suatu saat akan mengalami menstruasi dan anak laki-laki akan mengalami ‘mimpi basah’. Selain itu, hal lain yang juga penting adalah mengajarkan anak bagaimana cara mandi besar (Indra Kusumah, S. Psi & Vindhy Fitrianti W, S.Psi, 2007).
Para orangtua yang baik, seperti kita tahu bahwa anak yang sedang mengalami pubertas biasanya ia akan memiliki energi yang cukup besar. Oleh karena itu, orangtua hendaknya memahami kondisi ini dan dapat membantu anak untuk menyalurkan energinya itu ke arah yang bernilai positif. Misalnya, memotivasi anak untuk ikut kegiatan positif seperti berolah raga, beladiri, atau bermain musik. Hal seperti ini penting untuk meredam sifar negati akibat pubertas, suka menonton tayangan yang tidak layak atau masturbasi.
Sumber : Perkembangananak.com
No comments:
Post a Comment