Thursday 27 November 2008

Memilih Mainan Untuk Si Kecil


Usia 5 tahun pertama adalah usia yang sangat menentukan bagi seorang anak. Usia ini biasa disebut dengan Golden Age atau usia emas. Mengapa disebut Usia Emas?hal ini dikarenakan pada usia itu aspek kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak berkembang secara pesat. Nah untuk itu diperlukan stumulasi-stimulasi yang mampu mengoptimalkan seluruh aspek tersebut agar seorang anak kelak juga mampu menjadi pribadi yang matang sehingga kelak mampu menjadi pribadi yang matang, bertanggung jawab, mampu menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya.

Salah satu cara mengoptimalkan kemampuan kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak adalah dengan menstimulasi nya, salah satu alat ataupun sarana menstimulasinya adalah dengan mainan ataupun permainan.

Pada dasarnya mainan mempunyai manfaat antara lain:
Untuk mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak.
Memenuhi kebutuhan emosi anak
Mengembangkan kreatifitas dan kemampuan bahasa anak.
Serta membantu proses sosialisasi anak.

Selain itu dalam memilih mainan paling tidak ada 2 hal yang perlu diperhatikan (Fawzia aswin dosen UI):
+Mainan yang baik itu punya manfaat tertentu sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak
+Mampu membuat anak asyik dan aktif bermain yang meliputi, barangnya awet, aman (tidak mengelurkan suara yang keras dan tidak ada bagian yang mudah tertelan atau terhisap, tidak tajam, tidak menjepit, tidak menimbulkan api dan tidak beracun).
+Memilih mainan buat si kecil ternyata gampang-gampang susah, apalagi yang beredar di pasaran jenisnya macam-macam. Untuk itu diperlukan sikap hati hati dan bijaksana. Pertanyaannya kemudian jenis mainan macam apa yang cocok untuk usia tertentu??

Untuk memilih mainan yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak, bisa dibagi menjadi 3:
1. Mainan untuk tahap sensorik motorik (0-2 th)
Pada tahap ini anak sudah bisa menikmati gerakan demi gerakan, dalam taraf belajar menguasai dan mengkoordinasikan ketrampilan motorik halus dan motorik kasar. Dalam bermain anak mulai mempraktekan dan mengendalikan gerakanya serta menggali pengalaman dengan penglihatan, suara, sentuhan (tahap bermain penguasaan/mastery play).
Jadi sejak usia 2-3 bulan ketika anak sudah mulai bisa diajak berkomunikasi atau bereaksi terhadap keadaan sekitarnya (ex:gerakan tangan atau permainan mimic sang ibu)maka anak sudah bisa diberi mainan.

#Pada tahap ini mainan sebaiknya yang tahan banting, tidak mudah tertelan, mengandung unsur warna tapi tidak beracun, bisa di gigit-gigit, di banting, di putar2x atau di pukul2x.

>Mainan yang bisa mengembangkan sensorik, merangsang gerakan dan konsentrasi mata serta belajar menggapai dan mengenalkan warna ex: mainan yang digantung di boks dengan berbagai warna.
>Mainan yang bisa membantu perkembangan motorik halus dan kasar, mainan yang bisa membuat anak menggerakkan seluruh anggota badan., ex:motorik halus=bola, kantong berisi biji-bijian, kardus dengan berbagai ukuran etc, motorik halus=lilin (was), air, pasir, pazel sederhana.

Selepas ini perkembangan anak tidak berhenti sampai disini, maka perlu diperkaya lagi sesuai dengan perkembangan kemapuan motoriknya tersebut misalnya dengan sepeda roda tiga, menyusun manik etc.

2. Mainan tahap pra operasional (2-7th)
Pada tahap ini anak sudah menggunakan symbol dan bermain mempelajari bahasa dan belajar membuat sesuatu, ex: Anak usia 3th,lebih suka bermain dalam kelompok kecil dan mempelajari kehidupan dengan permainan berpura-pura (make belive play) anak juga mulai dapat mengucapkan kalimat sederhana tentang sesuatu yang dilihatnya dalam gambar dan bertanya jawab oleh karena itu diperlukan orang tua yang mau bercerita pada anak soal apa saja yang di lihat di dengar bahkan yang dirusaknya. Selain itu pada tahap ini anak mulai mempraktekan beberapa ketrampilan barunya seperti menamai, mencocokan, menebak, atau membandingkan.

Anak juga menyukai aktifitas fisik, bergerak kesana-kemari untuk mengembangkan motorik kasar dan halus seperti belajar masuk, keluar, naik turun.
Anak mulai memerlukan neteri kreatif maka diperlukannya alat-alat bermain yang bersifat edukatif (APE, contoh:
+Untuk mengenalkan pada alam bisa dengan: kaca pembesar, air, pasir, tempat makan burung, berbagai daun dan bunga dan mainan yang berasal dari alam.
+Untuk mengenal penjumlahan bisa dengan: papan dengan kartu nomor, wadah dengan berbagai bentuk dan ukuran, benda-benda kecil untuk di hitung, atau kertas/gambar bertuliskan angka.
+Untuk mengenalkan panca indera bisa dengan : mainan yang berbau, bisa dicium, bisa juga dari makanan yang memiliki aneka rasa(manis, asam , asin), kotak berlubang untuk meraba benda di dalamnya.

3. Mainan untuk tahap operasional (7tn > )
Pada tahap ini diperlukan mainan yang yang menumbuhkan atau mengembangkan kretifitas dan sosiali anak, untuk itu bisa diberikan mainan yang sifatnya manipulatif seperti : mainan seni : lilin (was), kertas yang disertai lem (kolase=menempel), cat air, cat tangan etc, Seni musik : instrument musik bikinan sendiri, mengenal bentuk dan ukuran: kubus, kerucut, tabung, binatang, orang-orangan, rumah besrta perabotnya. Mengenalkan kendaraan: kereta dari kulit jeruk etc

Agar kreatifitas anak tumbuh dan berkembang harus pula diciptakan pola bermain dalam satu kesatuan dengan keluarga yaitu bisa dengan mengajak anak2x secara bersama-samaa bermain yang melibatkan proses kreatif (ex membuat kue, berkebun etc). Mainan yang melatih proses bersosialisasi seperti dakon (congklak), lempatan, kelereng, bentik.

PENTINGNYA PERAN ORANG TUA

Peran mainan dalam perkembangan anak sebenarnya cuma sebagai alat bantu bukan sebagai pengganti peran orang tua. Di satu pihak mainan itu penting bagi si anak tapi di lain pihak mainan bukan segala-galanya buar anak (kak seto).

Jadi dalam bermain sebetulnya anak tetap memerlukan pendamping namun keterlibatan orang tua secara berlebihan juga kurang baik sebab tujuan memberikan mainan malah tidak tercapai.
# Yang namanya alat bermain tidak harus mainan, bahkan buku pun bisa dijadikan sebagai alat bermain missal di susun2x menjadi terowongan. Setelah anak senang maka citra buku akan jadi positif sehingga mulailah anak lihat gambarnya lalu ortu membacakannya sehingga lama-lama I kecil akan senang membaca.
# Mainan untuk balita tidak terlalu memperhatikan gender karena seiring dengan perkembangan secara alamiah akan tau sendiri.
# Mainan yang berteknologi canggih yang harganya mahalpun tidak tidak perlu terlalu dicurigai seperti mainan video game dll, juga punya sisi baik yaitu melatih koordinasi otot mata dan tangan , pemecahan masalah (strategi) karena didalamnya bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak, maksutnya anak di tuntutmengatur strategi untuk menyelesaikan permaian dengan baik, walaupun mainan ini sangat kurang dalam sisis soaial atao kurang melatih anak untuk bersosialisasi.
# Ada baiknya ortu juga berkompromi dengan anak dalam memilih mainan yang di berikan benar-benar bisa dipakai bermain dan bermanfaat dan dijelaskan pada anak mengapa mainan yang diminta naka tidak diberikan sehingga anak diajak bernalar.
(disadur dari blog sebelah)

Monday 24 November 2008

Mendidik Anak Cerdas & Berbakat


Sebagai orang tua masa kini, kita seringkali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Kita ingin mereka menjadi juara dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi yang bergengsi. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa sukses di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup di masa depan.

Pada kenyataannya, kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang sukses di dunia ini yang menjadi juara di masa sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain golf) adalah beberapa dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi menjadi orang yang sangat berhasil di bidangnya.

Kalau IQ ataupun prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seorang anak di masa depan, lalu apa?

Kemudian, apa yang harus dilakukan orang tua supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa depannya?

Jawabannya adalah: Prestasi dalam Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence), dan BUKAN HANYA prestasi akademik.

Kemungkinan anak untuk meraih sukses menjadi sangat besar jika anak dilatih untuk meningkatkan kecerdasannya yang majemuk itu.

9 Jenis Kecerdasan
Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard, pencetus teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi (saya memasukkan kecerdasan Spiritual walaupun masih diperdebatkan kriterianya):

Cerdas Bahasa – cerdas dalam mengolah kata
Cerdas Gambar – memiliki imajinasi tinggi
Cerdas Musik – cerdas musik, peka terhadap suara dan irama
Cerdas Tubuh – trampil dalam mengolah tubuh dan gerak
Cerdas Matematika dan Logika – cerdas dalam sains dan berhitung
Cerdas Sosial – kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain
Cerdas Diri – menyadari kekuatan dan kelemahan diri
Cerdas Alam – peka terhadap alam sekitar
Cerdas Spiritual – menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta alam semesta

Membangun seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu berdiri.

Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol.

Albert Einstein, terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni, arsitektur, matematika dan fisika.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup bagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru PERAN ORANG TUA dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung JAUH LEBIH PENTING dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak.

Jadi, untuk menjamin masa depan anak yang berhasil, kita tidak bisa menggantungkan pada sukses sekolah semata. Ayah-Ibu HARUS berusaha sebaik mungkin untuk menemukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak.

Oleh: Dr. Andyda Meliala
Sumber : info.balitacerdas.com

Monday 17 November 2008

Tumbuh Kembang Otak Bayi

sumber:www.ayahbunda-online.com

Usia 0-6 Bulan

Bagian-bagian utama otak bayi baru lahir sudah lengkap terbentuk. Kini, otaknya akan segera mengalami proses pematangan yang perlu ditunjang dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat.
Otak merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai pusat kontrol dan kendali atas semua sistem di dalam tubuh. Otak yang juga merupakan pusat kecerdasan atau pusat kemampuan berpikir ini mulai dibentuk selang beberapa saat setelah terjadinya konsepsi (proses peleburan inti sel telur dan inti sel sperma).Dalam perkembangan otak, ada periode yang dikenal sebagai periode pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ). Yaitu saat dimana otak berkembang sangat cepat. Pada manusia, periode pacu tumbuh otak pertama dimulai ketika usia kehamilan ibu memasuki trimester ketiga. Periode pacu tumbuh otak kedua terjadi setelah si keci lahir hingga ia berusia dua tahun. Multiplikasi sel terjadi pada masa janin. Sedangkan sejak lahir hingga usia dua tahun adalah saat neuron (sel saraf) di korteks otak membentuk sinaps (hubungan antara sel saraf) yang sangat banyak. Jadi, di masa multiplikasi dan pembentukan sinaps ini, otak harus mendapat prioritas utama dalam hal pemenuhan zat-zat gizi sebagai bahan-bahan pembentukannya.

Tumbuh kembang otak

Secara keseluruhan, otak si kecil saat lahir sudah terbagi menjadi empat bagian utama, yakni batang otak ( brainstem ), otak kecil ( serebelum ), otak besar ( serebrum) dan diensefalon. Berat otak bayi saat ini sudah mencapai 25% berat otak orang dewasa, atau sekitar 350-400 gram.

Ketika usianya enam bulan, berat otak bayi hampir 50% dari berat otak orang dewasa.Di dalam otak bayi baru lahir sudah terdapat kurang-lebih 100 milyar sel saraf (neuron). Sel saraf ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:- Badan sel saraf yang bentuknya menyerupai bintang. Di dalamnya, antara lain, terdapat inti sel saraf. Ujung-ujung dari badan sel yang menjulur ini merupakan bagian yang menghubungkannya dengan ujung-ujung dari badan sel saraf yang lain, sehingga membentuk suatu jalinan yang sangat kompleks.- Dendrit merupakan perpanjangan dari ujung-ujung badan sel. Sebuah sel saraf bisa memiliki sekitar 200 dendrit.- Akson yang bentuknya memanjang, sehingga menyerupai tangkai dari sel saraf. Sebagian besar akson dilindungi oleh semacam selaput dari lemak, yaitu yang dikenal sebagai mielin. Proses pembentukan selaput pelindung pada akson ini disebut sebagai mielinasi.Saat si kecil baru lahir hingga usianya mencapai enam bulan, sel-sel sarafnya belum seluruhnya mencapai tingkat perkembangan yang “matang”. Sel saraf dapat dikatakan mencapai tingkat kematangan, antara lain, apabila sudah terbentuk akson pada setiap bagian tubuh. Setiap kali terbentuk akson baru, maka akan terbentuk pula sinaps (simpul saraf, hubungan antara sel saraf) yang memungkinkan terjadinya “komunikasi” antara setiap bagian tubuh dengan otak. Itu sebabnya, si kecil masih belum terampil mengontrol gerakan anggota tubuhnya.Selain sel saraf, di dalam otak dan sistem saraf pusat terrdapat sel glia. Sel ini bertugas melindungi, memberi dukungan dan juga memberi makan kepada sel saraf. Caranya, dengan mengalirkan kebutuhan zat gizi yang diperlukan. Dengan demikian, proses tumbuh kembang sel saraf berjalan dengan baik dan dapat berfungsi menghantarkan pesan (perintah).Otak, yang setiap menit membutuhkan darah sebanyak 150 ml ini, mencapai tahap perkembangan yang berbeda-beda setiap bagiannya. Misalnya, bagian otak yang mengontrol sistem pendengaran sudah mulai berkembang sejak janin berusia 28 minggu. Sedangkan bagian otak yang mengatur sistem penglihatan baru berkembang setelah bayi lahir.Laju perkembangan otak si kecil tidak secara langsung ditunjukkan oleh pertambahan volume otak. Namun, pada umumnya perkembangan otak dikaitkan dengan kecerdasan. Dan, kecerdasan itu sendiri seringkali dikaitkan dengan volume otak. Ukuran serta bentuk kepala dianggap dapat menggambarkan besarnya otak yang terdapat di dalamnya. Pada kenyataannya, ada banyak sekali faktor yang ikut menentukan tingkat kecerdasan seseorang, selain volume otaknya.

Sphingomyelin dan Proses Mielinasi

Sejumlah akson dari sel saraf dilindungi oleh suatu lapisan lemak yang dikenal sebagai mielin. Komponen utamanya adalah sphingomyelin dan metabolit sphingolipid lain (seperti cerebroside , sulfatide dan ganglioside ). Mielin yang melindungi sebuah akson bisa terdiri dari 100 lapisan.Mielin bekerja sebagai insulator untuk impuls saraf. Zat ini juga mengontrol saltatory mode of conduction (penghantaran impuls yang berloncat-loncat) pada kecepatan tinggi melalui Nodes of Ranvier (akson yang tidak terlindungi mielin). Penghantaran impuls semacam ini adalah proses yang cepat. Dan, akson bermielin menghantarkan impuls 50 kali lebih cepat daripada akson tak bermielin yang paling cepat.Dewasa ini telah dipelajari bahwa sphingomyelin , salah satu jenis fosfolipid yang terkandung dalam makanan dan ASI, memainkan peran penting dalam proses mielinasi sistem saraf pusat. Mielinasi sistem saraf pusat manusia dimulai ketika usia kehamilan 12-14 minggu pada bagian spinal cord, dan berlanjut hingga usia 30 tahun pada bagian cerebral cortex . Namun, perubahan paling cepat dan dramatis terjadi di antara pertengahan kehamilan dan diakhir tahun kedua setelah kelahiran.Berbeda dengan jenis fosfolipid yang lain, sphingomyelin tidak mengandung gliserol, melainkan ceramide. Karena semua sphingolipid dibuat dari ceramide , maka sphingomyelin dapat diklasifikasikan juga sebagai sphingolipid (Jumpsen & Clandinin, 1995). Ceramide inilah selanjutnya yang akan membentuk cerebroside , yaitu suatu marker universal myelinasi (pembentukan mielin) di dalam otak, dengan bantuan enzim UDP galactosytransferase .

Mielin sistem saraf pusat mempunyai kandungan cerebroside yang tinggi dibandingkan dengan jaringan lainnya.Studi terkini menunjukkan bahwa aktivitas enzim serine palmitoyltransferse (SPT) meningkat secara bertahap dari minggu ketiga sebelum kelahiran ( prenatal ) hingga minggu ketiga setelah kelahiran ( postnatal ) pada sistem saraf pusat tikus. Ketika mielinasi mulai berlangsung pada periode tersebut, diyakini bahwa aktivitas SPT yang bertambah sedikit demi sedikit merupakan faktor utama yang terlibat di dalam mielinasi.Oshida et.al. dalam tulisannya Effects of dietary sphingomyelin on central nervous system myelination in developing rats. Pediatr. Res 53: 589-593 (2003) memberikan hipotesis bahwa cerebroside di mielin sistem saraf pusat dari tikus yang sedang berkembang otaknya kemungkinan terutama diperoleh dari sphingomyelin yang terkandung di dalam susu, yang dapat diubah menjadi ceramide dan kemudian cerebroside .

Selanjutnya, mereka membutktikan bahwa cerebroside di mielin sistem saraf pusat, terutama diperoleh dari sphingomyelin diet (asupan luar) dengan kondisi eksperimental aktivitas SPT yang rendah, sehingga sphingomyelin diet memainkan peran yang penting dalam mielinasi sistem saraf pusat.Jadi, berbeda dengan AA dan DHA yang berperan dalam pertumbuhan membran sel saraf dan pengaturan neurotransmitter, sphingomyelin berperan dalam proses mielinasi akson untukk membantu kinerja sel saraf dalam transmisi impuls saraf. Menurut Dr. Arthur R. Jensen, ahli saraf dari Fakultas Ilmu Pendidikan Kedokteran di University of California, Amerika Serikat, kecepatan penghantaran pesan oleh sel-sel saraf seseorang merupakan salah satu faktor yang menunjukkan tingkat kecerdasannya.

Kebutuhan gizi

Bila melihat periode pacu tumbuh otak, maka sebagian besar percepatan tumbuh otak justru terjadi setelah si kecil lahir. Mulai saat itu, pemenuhan kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI secara tunggal (ASI eksklusif) sejak hari pertamanya hingga usia enam bulan. Perlu diketahui, komposisi zat gizi di dalam ASI demikian sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai tahapan tumbuh kembang bayi, bahkan untuk bayi yang lahir prematur sekali pun.

Secara alami, ASI mengandung zat-zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak. Zat-zat gizi tersebut antara lain:- Asam lemak esensialASI merupakan sumber asam lemak esensial (asam lemak yang harus dipenuhi kebutuhannya dari luar tubuh) , yaitu asam linoleat dan asam alfa-linolenat. Kedua asam lemak esensial ini di dalam tubuh bayi diubah menjadi DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat).Perlu diketahui, lipid (lemak) di dalam ASI terutama terdapat dalam bentuk trigeliserida (98-99%). Sedangkan sisanya, sebanyak 1-2%, adalah fosfolipid dan kolesterol. Komposisi dan kandungan lipid ASI sangat bervariasi bergantung dari tahapan laktasi dan asupan diet ibu. Lipid di dalam ASI berfungsi sebagai sumber energi. Selain itu, sebagian kecil lipid (lipid minor) berfungsi sebagai mikronutrien yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak. Lipid sebagai mikronutrien terutama terdapat dalam bentuk fosfolipid.Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak tidak jenuh rantai panjang ( long chain polyunsaturated fatty acid , LCPUFA), terutama AA dan DHA. Kandungan fosfolipid ASI bervariasi sekitar 20-38 mg/100 ml, tergantung pada tahapan laktasi. Di dalam ASI, fosfolipid terdiri dari beberapa fraksi, berturut-turut dari yang paling dominan adalah: 1) sphingomyelin, 2) fosfatidylkolin, 3) fosfatidylethanolamin, 4) fosfatidylserin, dan 5) fosfatidylinositol.Menurut Gopalan dalam tulisannya Essential FA in Maternal and Infant Nutrition In Symposium “EFA and Human Nutrition and Health International Conference” in Shanghai, Cina (2002), mengatakan LCPUFA merupakan komponen yang esensial selama periode perinatal, karena fetus dan bayi baru lahir tidak dapat mensintesis sejumlah AA dan DHA yang mencukupi dari prekursornya. Padahal, pada saat lahir dan masa awal kehidupan telah dihasilkan kurang lebih 6-10 ribu hubungan sinaps antar sel syaraf. Materi dasar untuk terbentuknya sinaps ini adalah adanya asam lemak esensial di dalam ASI. Oleh karena itu, perkembangan mental dan kecerdasan bergantung pada kecukupan suplai asam lemak esensial dan LCPUFA pada tahap-tahap krusial tersebut.Apabila tubuh bayi mendapat DHA dalam jumlah yang mencukupi melalui ASI ibunya, maka proses pembentukan otak serta pematangan sel-sel saraf di dalam otaknya akan berjalan dengan baik. Semua proses itu terjadi pada waktu bayi tidur nyenyak.Penelitian tentang hal tersebut telah dilakukan di University of Brisbane, Australia dengan memakan waktu 21 tahun dan melibatkan 3880 bayi. Hasil sementara dari penelitian ini yang dipublikasikan di United States Based Journal of Pediatrics and Child Health tahun 2001 lalu menunjukkan bahwa zat-zat gizI yang terkandung di dalam ASI membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi, sehingga terhindar dari serangan penyakit-penyakit infeksi.Dengan demikian, proses tumbuh kembang dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kedekatan dan hubungan batin yang terjalin kuat antara ibu dan bayi ketika memberi ASI merangsang perkembangan kemampuan kognitif bayi. Sedangkan kadar DHA di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi, memungkinkan proses plastisitas (proses pembentukan hubungan baru di antara sel-sel saraf) berjalan dengan optimal. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kecerdasan berbahasa yang baik serta IQ ( Intelegence Quotient ) yang tinggi.- ProteinKomponen dasar dari protein, yakni asam amino, terutama berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampaipesan ( neurotransmitter ). Di dalam ASI terkandung protein sekitar 1,2 gram per 100 ml.- Vitamin B kompleksBeberapa jenis vitamin B yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak adalah ,vitamin B1, vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9). Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan timbul gangguan terhadap pertumbuhan dan fungsi otak dan sistem saraf.- KholinSenyawa ini merupakan pembentuk sejenis neurotransmitter yang disebut asetilkolin. Kholin juga merupakan bagian dari lesitin, yaitu suatu fosfolipid yang banyak terdapat di otak sebagai pembentuk membran (dinding) sel saraf.- Yodium, zat besi, dan zat sengYodium dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroksin (sejenis hormon yang diperlukan dalam pembentukan protein yang membantu proses tumbuh kembang otak). Zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan mielin. Zat besi disimpan di dalam berbagai jaringan otak selama 12 bulan pertama sejak bayi lahir. Seng merupakan bagian darai sekitar 300 jenis enzim yang membantu pembelahan sel. Kekurangan zat seng di dalam otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder).Agar ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh si kecil selama masa pemberian ASI eksklusif enam bulan, maka ibu harus mengkonsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari. Ibu perlu menkonsumsi makanan-makanan yang kaya protein. Misalnya, ikan, daging, telur, tempe, tahu, dan susu skim. Ibu juga perlu makan lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan.Jika selama masa menyusui ibu tidak mendapatkan gizi yang diperlukan, persediaan zat-zat gizi dalam tubuhnya akan habis dipergunakan untuk memproduksi ASI. Akibatnya, selain kesehatan ibu terganggu, ASI-nya juga tidak akan cukup banyak. Kualitas ASI-nya pun tidak akan cukup baik, dan jangka waktu ibu untuk memproduksi ASI pun menjadi relatif singkat.Dewi Handajani

Wednesday 12 November 2008

Pendidikan Lebih Penting Dari Kesehatan?

Kamis, 06 2008 00:01 WIB

Jika ditinjau dari kemauan politik yang tecermin dalam produk undang-undang yang ada, dalam hal ini UUD 1945 dan alokasi pembiayaan oleh negara yang dapat dilihat pada anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terkesan bahwa pendidikan lebih penting dari kesehatan. Pasal-pasal dalam UUD 1945 dan amendemen UUD 45 untuk bidang pendidikan terlihat mendapat perhatian lebih baik. Pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 45 maupun amendemennya yang dijadikan landasan pengaturan sistem pembiayaan kesehatan nasional, antara lain adalah sebagai berikut.

Pasal 28 H UUD 45 Amendemen Tahun 2000 '...setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan'. Amendemen UUD 1945 tanggal 11 Agustus 2002 ketika MPR telah mengamanatkan agar negara mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat. Pasal 34 ayat 2 UUD 1945 yang mengamatkan agar sistem pendanaan kesehatan Indonesia di masa datang harus menjamin cakupan seluruh rakyat.

Sementara itu, pasal dalam UUD 45 yang mengatur mengenai pendidikan adalah Pasal 31 ayat (1) 'Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan'. (2) 'Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya'. (3) 'Pemerintah mengusahakan dana untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang'. (4) 'Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional'. (5) 'Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia'.

Mari kita bandingkan isi dari pasal yang mengatur mengenai kesehatan dan pendidikan dalam UUD 1945. Isi pasal yang mengatur mengenai pendidikan sangat terlihat tegas dan jelas bahwa negara/pemerintah wajib membiayai setiap warga negara yang mengikuti pendidikan dasar, seperti diatur dalam pasal 31 ayat 2 'Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya'. Negara/pemerintah harus menganggarkan dana pendidikan minimal 20% dari total APBN, seperti diatur dalam Pasal 31 ayat 4 'Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. UUD 1945 tersebut sangat tegas dan jelas sehingga hasilnya pemerintah benar-benar memperhatikan pendidikan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan pada APBN 2007 sebesar 8,7% pada 2008, sebesar 8,5%, sedangkan pada 2009, sesuai dengan amanat amendemen UUD 1945 dan keputusan mahkamah konstitusi, pemerintah diwajibkan menganggarkan pendidikan minimal sebesar 20% dari total APBN.

Sungguh besar perhatian negara/pemerintah terhadap pendidikan. Isi pasal yang tercantum dalam UUD 1945 yang mengatur kesehatan tidak terlihat tegas dan jelas bahwa pemerintah/negara wajib membiayai atau menganggarkan minimal sekian persen APBN untuk bidang kesehatan, akibatnya pemerintah hanya mengalokasikan anggaran kesehatan pada APBN 2007 sebesar 3,4% dan 2008 sebesar 3,3%. Memang sangat jauh di bawah anggaran pendidikan. Dengan terbatasnya anggaran, tentu berakibat pada kinerja kesehatan kita. Awal 2007, Departemen Kesehatan melaporkan ada 1,7 juta balita yang berstatus gizi buruk tersebar di seluruh Indonesia, diperkirakan ada 5 dari 18 juta balita di negeri ini yang berstatus gizi kurang.

Mereka itu adalah para balita yang sebetulnya sedang dalam masa emas pertumbuhan, dan pada masa tersebut sedang terjadi 80% pembentukan otak. Dengan kondisi tersebut sebesar apa pun anggaran pendidikan sulit diharapkan semua warga negara mendapat kesempatan yang sama untuk dapat menjadi anak-anak yang cerdas. Perkembangan otak anak usia balita sangat ditentukan faktor makanan yang dikonsumsi. Zat gizi, seperti protein, zat besi, dan berbagai vitamin, termasuk asam lemak omega3, adalah pendukung kecerdasan otak anak. Zat tersebut bisa didapat dari makanan sehari-hari, seperti ikan, telur, susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan sebagainya. Banyak hal dapat dilakukan semua pihak untuk mengatasi masalah gizi buruk tersebut, antara lain adalah dengan memberikan makanan tambahan melalui Program Makanan Tambahan (PMT) yang selama ini dilakukan Departemen Kesehatan.

Apabila anggaran untuk kesehatan dapat ditingkatkan menjadi seperti anggaran pendidikan, PMT dapat ditingkatkan sehingga pada akhirnya jumlah balita yang berstatus gizi buruk dan kurang dapat ditekan semaksimal mungkin, bahkan harus dapat dihilangkan. Maka dibutuhkan investasi besar dalam sistem kesehatan sebuah negara untuk mencapai target kesehatan.

Pendanaan yang ditanamkan pada sektor kesehatan juga akan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh yang pada gilirannya dapat mempercepat upaya pemenuhan target mencerdaskan bangsa. Pendidikan dan kesehatan sama pentingnya. Pendidikan dan kesehatan adalah bagian yang saling terkait, seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Sudah saatnya negara mulai memperhatikan kesehatan, seperti memperhatikan pendidikan dengan menghasilkan kebijakan. Bahkan bila perlu pemerintah melakukan amendemen UUD 1945 yang isinya benar-benar tegas memperhatikan kesehatan, seperti pendidikan.

dr R Wianti Soeryani S, Mahasiswa S2 Universitas Indonesia

http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDE3MDY=

Sunday 2 November 2008

How to use children's book to encourage kids to read

Reading skills are critical for preschool learning and childhood development, but sadly, many of today's kids would rather watch television or play a video game than read a book. Getting your kids to read can be a challenge, but with the use of quality children's books, it doesn't have to be an insurmountable one.

Steps
1.The first step to read to your child at an early age. Many people have fond memories of their parents reading them bedtime stories, and reading to your child will help foster a love of words and reading.
2.Fill your child's room with books. Kids who grow up with books all around them learn to think of books as friends, and allies in their persuit of adventure and learning.
3.Be a good reading "role model" for your children. Let them see you reading, and how much you enjoy reading books and magazines.
4.As your child grows, introduce him or her to books that match their interests and hobbies. Show them how a good book can expand their knowledge in a particular area, and expand their horizons as well.
5.Encourage your child to find new books on their own to read. While showing your child books is a good way to build their interest level, a child who finds new books on their own can benefit from an increased sense of independence.
6.Get your child a library card. Show them how a library can be a place of wonder and excitement, and can open up whole new worlds of learning to last a lifetime. And then put the library in your schedule, so you will be sure to visit frequently together.

Tips
1.And lastly, consider setting limits on the amount of time your child spends in front of a televison or video game console. While there's nothing wrong with watching television or playing video games, if you want to child to develop good language and learning skills, make sure they spend just as much time reading a good book.
2.They might not like it now, but chances are they'll thank you for it later in life.
3.Leave books in the bathroom within easy reach of the toilet. Your children are quite likely to pick one up and read it!
4.Put books on the breakfast table. You may see your children reading the backs of cereal boxes already. If you have a few books right in the kitchen, these will probably end up on the morning reading menu.
5.Let your children read after "bedtime". Sleep's important, but getting to stay up a little while can be reason enough to enjoy reading.
6.To learn more about the value of reading with and to children, look for anything by Jim Trelease, author of The Read Aloud Handbook.

Warnings
If you don't read, it's unlikely your children will, either. Set a good example.

PG/ TK ISLAM SMART BEE - Children Education

My photo
Based on Islamic system. We commit to be partner for parents to provide educated play ground for their beloved children. Contact us: Jl.Danau Maninjau Raya No.221, Ph 62-21-7712280/99484811 cp. SARI DEWI NURPRATIWI, S.Pd